I.
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan di dunia, kebanyakan manusia cenderung mempercayai
hal-hal yang sudah jelas terlihat oleh indera dan sesuatu yang dapat di nalar
oleh akal. Namun, terkadang seseorang menjumpai hal-hal yang tak wajar, tak
masuk akal, dan sebagainya yang menandakan bahwa terdapat kejadian-kejadian
yang luar biasa. Dan mau tak mau manusia dengan sendirinya akan mengakui dan
meyakini kebenaran hal tersebut, lantaran kejadian tersebut memang terjadi.
Kejadian-kejadian luar biasa tersebut bisa berupa cerita-cerita
terdahulu, baik yang terdapat di dalam kitab-kitab agama tertentu maupun lewat
dongeng orang terdahulu. Pun kejadian luar biasa tak hanya berupa cerita
cerita. Banyak fenomena alam yang menunjukkan adanya kekuatan yang luar biasa
yang terdapat di alam raya. Dan dalam konteks kepercayaan dari berbagai agama,
ini biasa disebut kekuatan Tuhan.
Kejadian atau kekuatan luar biasa dari Tuhan tersebut banyak diberikan
kepada manusia-manusia tertentu. Dan para Nabi atau utusan yang dipilih
oleh-Nya akan memperoleh kekuatan tersebut. Kejadian atau kekuatan luar biasa
yang diberikan kepada para Nabi atau utusan-Nya tersebut biasa diistilahkan
Mukjizat.
II.
PERMASALAHAN
A.
Makna Mukjizat
B.
Tujuan dan Manfaat
Mukjizat
C.
Macam-Macam Mukjizat
Nabi SAW
D.
Banyaknya Mukjizat Nabi
SAW.
E.
Sifat Umat terhadap
Mukjizat
III.
PEMBAHASAN
A.
Makna Mukjizat.
Mukjizat menurut lughah ialah “melemahkan “ atau “segala sesuatu
yang melemahkan”. Sedangkan, menurut istilah atau yang lazim dipakai di sisi
para ahli agama, mukjizat ialah keadaan-keadaan dan kejadian-kejadian yang
menyalahi kebiasaan atau yang luar biasa yang dilakukan oleh seorang nabi atau
rasul Allah ketika mendakwakan dirinya sebagai nabi atau rasul Allah. Atau,
mukjizat adalah sesuatu yang melemahkan kekuatan atau kesanggupan manusia, baik
kekuatan lahir maupun batin, kekuatan jasmani maupun rohani. Sehingga, seluruh
manusia tidak akan mampu melakukan, memandingi, menyerupai, menolak, atau
menentangnya.
Dengan kata lain, mukjizat itu ialah sesuatu yang luar biasa yang
terjadi pada diri seorang nabi atau rasul Allah dalam rangka mendakwakan
dirinya sebagai nabi atau rasul Allah, dan seorang manusia pun tidak akan mampu
melakukan yang sepertinya.
Dalam Alqur’an dan Hadits, kata “mukjizat” itu tidak ada. Menurut
istilah Alqur’an, mukjizat itu dinamakan dengan “ayat” atau “burhan”, yaitu
tanda bukti dan keterangan yang jelas. Sedangkan, para ulama’ ahli hadits
menamakan mukjizat itu dengan ( )
dalaa-ilun nubuwwah ’tanda-tanda sebagai bukti kenabian. [1]
B.
Tujuan dan Manfaat
Mukjizat
Mukjizat itu oleh Allah diberikan kepada orang-orang yang dipilih
dan ditetapkan oleh-Nya menjadi nabi dan rasul-Nuya, sejak mereka diangkat
menjadi nabi dan rasssul sampai pada hari wafart mereka, kecuali sebagian
mukjizat Nabi Muhammad SAW, karena sebagian mukjizat beliau ini ada yang
diberikan sejak beliau di angkat menjadi utusan dan langsung berlaku sampai
akhir zaman.
Adapun tujuan dan manfaat
mukjizat itu diberikan kepada para nabi
dan rasul Allah ialah untuk menguatkan seruan dan pendakwaan mereka sebagai
nabi dan rasul Allah kepada umat mereka masing-masing, terutama kepada
orang-orang yang belum atau tidak mau percaya terhadap kenabian dan kerasulan
mereka. Juga unatuk menebalkan kepercayaan dan meneguhkan keyakinan oaring-orang
yang telah percaya.
Dengan kata lain, mukjizat itu terjadi dengan seksama ketika
orang-orang yang telah diangkat menjadi nabi dan rasul itu menyerukan dakwahnya
kepada masyarakat dan mendakwakan dirinya sebagai nabi dan rasul Allah.
Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa mereka itu benar-benar sebagai nabi
dan rasul Allah ynag disuruh untuk menyerukan seruan-Nya kepada umat mereka.
Karena para nabi iatu, di dalam mendakwakan dirinya dan menyampaikan
dakwahnya kepada orang ramai selalu menyatakan bahwa apa ynag mereka sampaikan
iatu berasal dari Allah.. sedangkan, dakwah tidak bisa berhasil kecuali jika
ada bukti-bukti yang menunjukkan kebenarannya. Karena itu, Allah memberikan
mukjizat kepada mereka sekadar untuk menguatkan pendakwaan mereka sebagai nabi dan rasul-Nya.[2]
C.
Macam-Macam Mukjizat
Mu’jizat nubuwah Muhammad secara
‘akliyah ilmiyah, dan seluruh mu’jizatnya yang bersifat kauniyah (alamiyah). Sesungguhnya ayat-ayat kauniyah ( mukjizat yang bersifat
alamiyah) yang diriwayatkan oleh para ulama’ ahli hadits, baik dengan sanad
yang muttashil (sambung-menyambung) maupun secara mursal [3].atau diutus.
Mukjizat Nabi Muhammad SAW itu
banyak sekali, baik yang hysysyah
maupun yag maknawiyah. Sehingga dalam makalah ini tak akan
diuraikan semua satu persatu. Ada beberapa pengelompokan terhadap mukjizat Nabi
Muhammad, dengan tujuan agar mudah dipahami dan menjadi sederhana.
1. Mukjizat Nabi SAW. Yang berupa Aqwaal.
Mukjizat
yang dimaksud ialah perkataan Nabi yang sudah pasti kebenarannya yang terdapat
di dalam Hadits-Hadits beliau. Seperti:
a.
Kehancuran kerajaan Kisra dan Caesar
b.
Akan meluasnya kerajaan kaum muslimin. Dan lain sebagainya.
2. Mukjizat nabi yang berupa Af’aal .
Mukjizat nabi yang berupa perbuatan, antara lain yaitu:
a. Isra’ dan Mi’raj Nabi SAW.
b. Terlepasnya nabi dari kepungan
musuh, dan lain sebagainya.
Dan mukjizat Nabi Muhammad yang
terbesar ialah Alquran. Karena mukjizat ini lebih penting dan yang wajib
diperhatikan oleh segenap kaum muslimin di sepanjang masa.
Menurut Riwayat, Nabi bersabda yagn
artinya:
“Tidak ada seorang
pun dari nabi, melainkan mesti telah diberikan ayat-ayat (mukjizat) yang
serupa, yang menyebabkan manusia beriman kepadanya. Dan ayat yang diberikan
kepadaku ialah wahyu yang telah diwahyukan Allah kepadaku. Maka, aku harapkan
aku adalah yang paling banyak pengikutnya dari para nabi pada hari kiamat.” (HR. Ahmad , Bukhari, Muslim
dari Sahabat Abu Hurairah r.a.)[4]
Beberapa puluh ayat Alquran menerangkan bahwa ada berbafgai mukjizat
para nabi dan rasul Allah yang diutus di masa beberapa abad sebelum
dilahiarkannya Nabi Muhammad SAW. Mukjizat para nabi yang terdahulu itu sesuai
dengan keadaan umat atau kaum yang sedang mereka berikan dakwah (seruan).
Maksudnya, jika keadaannya umat itu perhatiannya sedang tertarik
oleh pengetahuan sihir, nabi yang diutus kepada mereka membawa mukjizat yang
dapat mengatasi urusan sihir. Sehingga mereka yidak ada kesanggupan lagi untuk
menandinginya. Namun, jika keadaan umat itu sedang dalam kemajuan urusan ilmu
kesehatan, nabi yang diutus kepada mereka membawa mukjizat yang dapat mengatasi
kepandaian orang yng ahli tentang ilmu kesehatan. Sehingga merka tidak lagi
berkemampuan untuk mengalahkannya. Demikian seterusnya, karena Allah itu M aha
Mengetahui, Mahabijaksana, dan Mahakuasa atas segala sesuatu.
Dengan demikian, para nabi yang diutus oleh Allah kepada setiap kaum
atau bangsa itu dengan sendirinya dapat mengatasi semua keadaan yang menjadi
perhatian kaumnya masing-masing. Yaitu dengan membawa mukjizat-mukjizat yang
beraneka ragam. Karena itu, kaum muslimin tidak perlu heran dan cukup tinggal percaya saja terhadap
bermacam-macam mukjizat para nabi utusan Allah yang telah diterangkan di dalam Alquran.[5]
D. Banyaknya Mukjizat Nabi Muhammad SAW.
Kedua pembagian mukjizat
itu juga diberikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW dengan sebanyak-banyaknya
melebihi apa yang telah diberikan-Nya kepada para nabi dan rasul yang
terdahulu. Sebab, beliau adalah seorang nabi dan rasul Allah:
1.
menjadi penutup sekalian nabi
dan rasul Allah;
2.
diutus oleh Allah kepada
segenap manusia, bukan kepada suatu bangsa sebagaimana rasul yang datang
sebelumnya;
3.
diutus terhadap segenap bangsa
manusia di dunia, yang sedang menempuh berbagai macam bidang kemajuan.
Misalnya, maju dalam urusan bahasa Arab, berfikir tentang keadaan alam, dan
pengetahuan. Karena itu, mukjizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW adalah
berbagai macam bentuknya, baik yang hisysyah maupun yang ma’nawiyah.
Menurut pendapat sebagian ulama, mukjizar yang pernah terjadi dan
terbit dari pribadi Nabi Muhamma SAW ada tiga ribu macam. Mukjizat yang sekian
banyaknya itu selain mukjizat yang terkandung di dalam Alqur’an. Karena
mukjizat yang terkandung di dalam Alqur’an ada lebih dari enam puluh ribu
macam. Demikianlah pendapat sebagian ulama.
Sebagian ulama yang lain menerangkan bahwa mukjizat Nabi Muhammad SAW tidak dapat dihitung
banyaknya. Dan, sebagian ulama yang lain menerangkan bahwa mukjizat Nabi
Muammad SAW itu terkecuali tidak dapat dihitung banyaknya, juga sebagian
diantaranya tidak habis di waktu hayat beliau atau tidak akan putus di waktu
wafat beliau sampai akhir zaman.[6]
E. Sikap Umat terhadap Mukjizat.
Dengan diberikannya mukjizat yang luar biasa kepada Nabi Muhammad SAW
yaitu yang berupa Al Quran, maka sikap umat pada zaman itu ada yang benar-benar
mempercayainya dan ada pula yang mengingkarinya.
Bagi mereka yang menerima dan mempercayainya, menganggap sebuah berita
gembira dengan diutusnya Nabi Muhammad saw. Beliau sangat masyhur sekali
dikalangan umat-umat pada saat itu. Kerana nabi-nabi mereka telah mengkhabarkan
tentang kedatangan Nabi Muhammad SAW. Dan berita-berita yang terdapat dalam
kitab-kitab suci samawi terdahulu inilah yang menyebabkan kebanyakan orang
masuk Islam.
Sebagaimana Ahli kitab (Yahudi dan Nasrani), mereka menunggu
kedatangan Nabi Terakhir. Maka tatkala ia datang, mereka yang mengetahui ajaran
Taurat diantaranya adalah Abdullah Bin Salam dan Allah swt menceritakan hal ini
dalam surat al-Ahqaf ;
“Katakanlah:
“Terangkanlah kepadaku, bagaimanakah pendapatmu jika Al Quran itu datang dari
sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari Bani Israil
mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang tersebut dalam) Al Quran lalu dia
beriman, sedang kamu menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tiada memberi
petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS Al Ahqaaf 10)[7]
Yang
dimaksud dengan “seorang saksi dari Bani Israil” ialah Abdullah bin Salam”. Ia
menyatakan keimananya kepada Nabi Muhammad SAW sesudah memperhatikan bahwa
diantara isi Alquran ada yang sesuai dengan Taurat, sepeerti Ketauhidan, janji
dan ancaman, kerasulan Muhammad saw. Adanya kehidupan akhirat, dan sebagainya.
Namun, tak semua umat pada masa itu menerima mukjizat yang berupa Al
Quran. Karena terdapat sebagian Ahli Kitab yang mengingkari kenabian Muhammad
SAW. Karena disebabkan oleh suatu kepentingan untuk diri mereka sendiri,
sehingga mereka tak mau mengakui Muhammad sebagai Rasul dan Al Qur’an bukanlah
mukjizat.
Dan sebahagian dari ahlulkitab (Yahudi dan Nasrani) itu ada yang
berpaling terhadap kebenaran. Timbullah perasaan iri dan dengki dikalangan
mereka. Bahkan mereka terus-menerus memusuhi, membenci, dan memerangi baginda
saw. Kemudian mereka mempelajari teks-teks Alkitab yang menyebutkan tentang
nama dan karakteristik Nabi Muhammad, lalu mengeditnya (mengubah sesuai
mengikut kemauan mereka).[8]
IV.
SIMPULAN
Mukjizat itu ialah
sesuatu yang luar biasa yang terjadi pada diri seorang nabi atau rasul Allah
dalam rangka mendakwakan dirinya sebagai nabi atau rasul Allah, dan seorang
manusia pun tidak akan mampu melakukan yang sepertinya
Tujuan dan manfaat mukjizat
itu diberikan kepada para nabi dan rasul
Allah ialah untuk menguatkan seruan dan pendakwaan mereka sebagai nabi dan
rasul Allah kepada umat mereka masing-masing, terutama kepada orang-orang yang
belum atau tidak mau percaya terhadap kenabian dan kerasulan mereka. Juga
unatuk menebalkan kepercayaan dan meneguhkan keyakinan oaring-orang yang telah
percaya.
Mukizat Nabi Muhammad banyak sekali baik yang terdiri dari Mukjizat Nabi SAW. Yang berupa Aqwaal, Mukjizat nabi yang berupa Af’aal
. dan mukjizat yang paling luar biasa ilah Al Quran.
Dengan diberikannya mukjizat yang
luar biasa kepada Nabi Muhammad SAW yaitu yang berupa Al Quran, maka sikap umat
pada zaman itu ada yang benar-benar mempercayainya dan ada pula yang
mengingkarinya
V.
PENUTUP
Demikianlah makalah yang
dapat kami susun. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam hal penulisan
maupun isi makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran kami harapkan demi
kesempurnaan penulisan makalah selanjutnya yang lebih baik. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita.
[1] K.H Moenawar Chalil. Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad III ..
Gema Insani Press, 2001. cet. I. Jakarta. Hal. 461
[2] K.H Moenawar Chalil. Ibid,.hal462
[4] K.H Moenawar Chalil. Op Cit,.
hal. 502.
[5] K.H Moenawar Chalil. Ibid,.hal462-463
[6] K.H Moenawar Chalil. Ibid,.hal.
hal 464
[7] Departemen Agama Republik Indonesia. AL QURAN DAN TERJEMAHANNYA. CV. Alwaah,1989. Hal. 823
[8] http://penghibur114.wordpress.com/
Sangat membantu, Izin Copas nya bang. semoga kebaikannya menjadi pahala yang besar, Aamiin.
BalasHapus