Rabu, 28 Desember 2011

Mukjizat Nabi Muhammad


I.                   PENDAHULUAN
Dalam kehidupan di dunia, kebanyakan manusia cenderung mempercayai hal-hal yang sudah jelas terlihat oleh indera dan sesuatu yang dapat di nalar oleh akal. Namun, terkadang seseorang menjumpai hal-hal yang tak wajar, tak masuk akal, dan sebagainya yang menandakan bahwa terdapat kejadian-kejadian yang luar biasa. Dan mau tak mau manusia dengan sendirinya akan mengakui dan meyakini kebenaran hal tersebut, lantaran kejadian tersebut memang terjadi.
Kejadian-kejadian luar biasa tersebut bisa berupa cerita-cerita terdahulu, baik yang terdapat di dalam kitab-kitab agama tertentu maupun lewat dongeng orang terdahulu. Pun kejadian luar biasa tak hanya berupa cerita cerita. Banyak fenomena alam yang menunjukkan adanya kekuatan yang luar biasa yang terdapat di alam raya. Dan dalam konteks kepercayaan dari berbagai agama, ini biasa disebut kekuatan Tuhan.
Kejadian atau kekuatan luar biasa dari Tuhan tersebut banyak diberikan kepada manusia-manusia tertentu. Dan para Nabi atau utusan yang dipilih oleh-Nya akan memperoleh kekuatan tersebut. Kejadian atau kekuatan luar biasa yang diberikan kepada para Nabi atau utusan-Nya tersebut biasa diistilahkan Mukjizat.
  
II.                PERMASALAHAN
A.    Makna Mukjizat
B.     Tujuan dan Manfaat Mukjizat
C.    Macam-Macam Mukjizat Nabi SAW
D.    Banyaknya Mukjizat Nabi SAW.
E.     Sifat Umat terhadap Mukjizat





III.             PEMBAHASAN

A.    Makna Mukjizat.
Mukjizat menurut lughah ialah “melemahkan “ atau “segala sesuatu yang melemahkan”. Sedangkan, menurut istilah atau yang lazim dipakai di sisi para ahli agama, mukjizat ialah keadaan-keadaan dan kejadian-kejadian yang menyalahi kebiasaan atau yang luar biasa yang dilakukan oleh seorang nabi atau rasul Allah ketika mendakwakan dirinya sebagai nabi atau rasul Allah. Atau, mukjizat adalah sesuatu yang melemahkan kekuatan atau kesanggupan manusia, baik kekuatan lahir maupun batin, kekuatan jasmani maupun rohani. Sehingga, seluruh manusia tidak akan mampu melakukan, memandingi, menyerupai, menolak, atau menentangnya.
Dengan kata lain, mukjizat itu ialah sesuatu yang luar biasa yang terjadi pada diri seorang nabi atau rasul Allah dalam rangka mendakwakan dirinya sebagai nabi atau rasul Allah, dan seorang manusia pun tidak akan mampu melakukan yang sepertinya.
Dalam Alqur’an dan Hadits, kata “mukjizat” itu tidak ada. Menurut istilah Alqur’an, mukjizat itu dinamakan dengan “ayat” atau “burhan”, yaitu tanda bukti dan keterangan yang jelas. Sedangkan, para ulama’ ahli hadits menamakan mukjizat itu dengan (                   ) dalaa-ilun nubuwwah ’tanda-tanda sebagai bukti kenabian. [1]


B.     Tujuan dan Manfaat Mukjizat
Mukjizat itu oleh Allah diberikan kepada orang-orang yang dipilih dan ditetapkan oleh-Nya menjadi nabi dan rasul-Nuya, sejak mereka diangkat menjadi nabi dan rasssul sampai pada hari wafart mereka, kecuali sebagian mukjizat Nabi Muhammad SAW, karena sebagian mukjizat beliau ini ada yang diberikan sejak beliau di angkat menjadi utusan dan langsung berlaku sampai akhir zaman.
Adapun tujuan  dan manfaat mukjizat itu diberikan  kepada para nabi dan rasul Allah ialah untuk menguatkan seruan dan pendakwaan mereka sebagai nabi dan rasul Allah kepada umat mereka masing-masing, terutama kepada orang-orang yang belum atau tidak mau percaya terhadap kenabian dan kerasulan mereka. Juga unatuk menebalkan kepercayaan dan meneguhkan keyakinan oaring-orang yang telah percaya.
Dengan kata lain, mukjizat itu terjadi dengan seksama ketika orang-orang yang telah diangkat menjadi nabi dan rasul itu menyerukan dakwahnya kepada masyarakat dan mendakwakan dirinya sebagai nabi dan rasul Allah. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa mereka itu benar-benar sebagai nabi dan rasul Allah ynag disuruh untuk menyerukan seruan-Nya kepada umat mereka.
Karena para nabi iatu, di dalam mendakwakan dirinya dan menyampaikan dakwahnya kepada orang ramai selalu menyatakan bahwa apa ynag mereka sampaikan iatu berasal dari Allah.. sedangkan, dakwah tidak bisa berhasil kecuali jika ada bukti-bukti yang menunjukkan kebenarannya. Karena itu, Allah memberikan mukjizat kepada mereka sekadar untuk menguatkan pendakwaan  mereka sebagai nabi dan rasul-Nya.[2]
C.    Macam-Macam Mukjizat
Mu’jizat nubuwah Muhammad secara ‘akliyah ilmiyah, dan seluruh mu’jizatnya yang bersifat kauniyah (alamiyah). Sesungguhnya ayat-ayat kauniyah ( mukjizat yang bersifat alamiyah) yang diriwayatkan oleh para ulama’ ahli hadits, baik dengan sanad yang muttashil (sambung-menyambung) maupun secara mursal [3].atau diutus.
Mukjizat Nabi Muhammad SAW itu banyak sekali, baik yang hysysyah  maupun yag maknawiyah. Sehingga dalam makalah ini tak akan diuraikan semua satu persatu. Ada beberapa pengelompokan terhadap mukjizat Nabi Muhammad, dengan tujuan agar mudah dipahami dan menjadi sederhana.
1.   Mukjizat Nabi SAW. Yang berupa Aqwaal.
Mukjizat yang dimaksud ialah perkataan Nabi yang sudah pasti kebenarannya yang terdapat di dalam Hadits-Hadits beliau. Seperti:
a.          Kehancuran kerajaan Kisra dan Caesar
b.         Akan meluasnya kerajaan kaum muslimin. Dan lain sebagainya.
2.   Mukjizat nabi yang berupa Af’aal .
Mukjizat nabi yang berupa perbuatan, antara lain yaitu:
a.       Isra’ dan Mi’raj Nabi SAW.
b.      Terlepasnya nabi dari kepungan musuh, dan lain sebagainya.
Dan mukjizat Nabi Muhammad yang terbesar ialah Alquran. Karena mukjizat ini lebih penting dan yang wajib diperhatikan oleh segenap kaum muslimin di sepanjang masa.
Menurut Riwayat, Nabi bersabda yagn artinya:
“Tidak ada seorang pun dari nabi, melainkan mesti telah diberikan ayat-ayat (mukjizat) yang serupa, yang menyebabkan manusia beriman kepadanya. Dan ayat yang diberikan kepadaku ialah wahyu yang telah diwahyukan Allah kepadaku. Maka, aku harapkan aku adalah yang paling banyak pengikutnya dari para nabi pada hari kiamat.” (HR. Ahmad , Bukhari, Muslim dari Sahabat Abu Hurairah r.a.)[4]
Beberapa puluh ayat Alquran menerangkan bahwa ada berbafgai mukjizat para nabi dan rasul Allah yang diutus di masa beberapa abad sebelum dilahiarkannya Nabi Muhammad SAW. Mukjizat para nabi yang terdahulu itu sesuai dengan keadaan umat atau kaum yang sedang mereka berikan dakwah (seruan).
Maksudnya, jika keadaannya umat itu perhatiannya sedang tertarik oleh pengetahuan sihir, nabi yang diutus kepada mereka membawa mukjizat yang dapat mengatasi urusan sihir. Sehingga mereka yidak ada kesanggupan lagi untuk menandinginya. Namun, jika keadaan umat itu sedang dalam kemajuan urusan ilmu kesehatan, nabi yang diutus kepada mereka membawa mukjizat yang dapat mengatasi kepandaian orang yng ahli tentang ilmu kesehatan. Sehingga merka tidak lagi berkemampuan untuk mengalahkannya. Demikian seterusnya, karena Allah itu M aha Mengetahui, Mahabijaksana, dan Mahakuasa atas segala sesuatu.
Dengan demikian, para nabi yang diutus oleh Allah kepada setiap kaum atau bangsa itu dengan sendirinya dapat mengatasi semua keadaan yang menjadi perhatian kaumnya masing-masing. Yaitu dengan membawa mukjizat-mukjizat yang beraneka ragam. Karena itu, kaum muslimin tidak perlu heran  dan cukup tinggal percaya saja terhadap bermacam-macam mukjizat para nabi utusan Allah yang telah diterangkan  di dalam Alquran.[5]
D.  Banyaknya Mukjizat Nabi Muhammad SAW.
Kedua pembagian mukjizat itu juga diberikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW dengan sebanyak-banyaknya melebihi apa yang telah diberikan-Nya kepada para nabi dan rasul yang terdahulu. Sebab, beliau adalah seorang nabi dan rasul Allah:
1.   menjadi penutup sekalian nabi dan rasul Allah;
2.   diutus oleh Allah kepada segenap manusia, bukan kepada suatu bangsa sebagaimana rasul yang datang sebelumnya;
3.   diutus terhadap segenap bangsa manusia di dunia, yang sedang menempuh berbagai macam bidang kemajuan. Misalnya, maju dalam urusan bahasa Arab, berfikir tentang keadaan alam, dan pengetahuan. Karena itu, mukjizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW adalah berbagai macam bentuknya, baik yang hisysyah maupun yang ma’nawiyah.
Menurut pendapat sebagian ulama, mukjizar yang pernah terjadi dan terbit dari pribadi Nabi Muhamma SAW ada tiga ribu macam. Mukjizat yang sekian banyaknya itu selain mukjizat yang terkandung di dalam Alqur’an. Karena mukjizat yang terkandung di dalam Alqur’an ada lebih dari enam puluh ribu macam. Demikianlah pendapat sebagian ulama.
Sebagian ulama yang lain menerangkan bahwa mukjizat  Nabi Muhammad SAW tidak dapat dihitung banyaknya. Dan, sebagian ulama yang lain menerangkan bahwa mukjizat Nabi Muammad SAW itu terkecuali tidak dapat dihitung banyaknya, juga sebagian diantaranya tidak habis di waktu hayat beliau atau tidak akan putus di waktu wafat beliau sampai akhir zaman.[6]
E.     Sikap Umat terhadap Mukjizat.
Dengan diberikannya mukjizat yang luar biasa kepada Nabi Muhammad SAW yaitu yang berupa Al Quran, maka sikap umat pada zaman itu ada yang benar-benar mempercayainya dan ada pula yang mengingkarinya.
Bagi mereka yang menerima dan mempercayainya, menganggap sebuah berita gembira dengan diutusnya Nabi Muhammad saw. Beliau sangat masyhur sekali dikalangan umat-umat pada saat itu. Kerana nabi-nabi mereka telah mengkhabarkan tentang kedatangan Nabi Muhammad SAW. Dan berita-berita yang terdapat dalam kitab-kitab suci samawi terdahulu inilah yang menyebabkan kebanyakan orang masuk Islam.
Sebagaimana Ahli kitab (Yahudi dan Nasrani), mereka menunggu kedatangan Nabi Terakhir. Maka tatkala ia datang, mereka yang mengetahui ajaran Taurat diantaranya adalah Abdullah Bin Salam dan Allah swt menceritakan hal ini dalam surat al-Ahqaf ;
“Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku, bagaimanakah pendapatmu jika Al Quran itu datang dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang tersebut dalam) Al Quran lalu dia beriman, sedang kamu menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS Al Ahqaaf 10)[7]
Yang dimaksud dengan “seorang saksi dari Bani Israil” ialah Abdullah bin Salam”. Ia menyatakan keimananya kepada Nabi Muhammad SAW sesudah memperhatikan bahwa diantara isi Alquran ada yang sesuai dengan Taurat, sepeerti Ketauhidan, janji dan ancaman, kerasulan Muhammad saw. Adanya kehidupan akhirat, dan sebagainya.
Namun, tak semua umat pada masa itu menerima mukjizat yang berupa Al Quran. Karena terdapat sebagian Ahli Kitab yang mengingkari kenabian Muhammad SAW. Karena disebabkan oleh suatu kepentingan untuk diri mereka sendiri, sehingga mereka tak mau mengakui Muhammad sebagai Rasul dan Al Qur’an bukanlah mukjizat.
Dan sebahagian dari ahlulkitab (Yahudi dan Nasrani) itu ada yang berpaling terhadap kebenaran. Timbullah perasaan iri dan dengki dikalangan mereka. Bahkan mereka terus-menerus memusuhi, membenci, dan memerangi baginda saw. Kemudian mereka mempelajari teks-teks Alkitab yang menyebutkan tentang nama dan karakteristik Nabi Muhammad, lalu mengeditnya (mengubah sesuai mengikut kemauan mereka).[8]
IV.             SIMPULAN
Mukjizat itu ialah sesuatu yang luar biasa yang terjadi pada diri seorang nabi atau rasul Allah dalam rangka mendakwakan dirinya sebagai nabi atau rasul Allah, dan seorang manusia pun tidak akan mampu melakukan yang sepertinya
Tujuan  dan manfaat mukjizat itu diberikan  kepada para nabi dan rasul Allah ialah untuk menguatkan seruan dan pendakwaan mereka sebagai nabi dan rasul Allah kepada umat mereka masing-masing, terutama kepada orang-orang yang belum atau tidak mau percaya terhadap kenabian dan kerasulan mereka. Juga unatuk menebalkan kepercayaan dan meneguhkan keyakinan oaring-orang yang telah percaya.
Mukizat Nabi Muhammad banyak sekali baik yang terdiri dari Mukjizat Nabi SAW. Yang berupa Aqwaal, Mukjizat nabi yang berupa Af’aal . dan mukjizat yang paling luar biasa ilah Al Quran.
Dengan diberikannya mukjizat yang luar biasa kepada Nabi Muhammad SAW yaitu yang berupa Al Quran, maka sikap umat pada zaman itu ada yang benar-benar mempercayainya dan ada pula yang mengingkarinya
V.                PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat kami susun. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam hal penulisan maupun isi makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran kami harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah selanjutnya yang lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita.




[1] K.H Moenawar Chalil. Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad III .. Gema Insani Press, 2001. cet. I. Jakarta. Hal. 461
[2] K.H Moenawar Chalil. Ibid,.hal462
[3] Muhammad Rasyid Ridho .Wahayu Ilahi Kepada Muhammad,

[4] K.H Moenawar Chalil. Op Cit,. hal. 502.
[5] K.H Moenawar Chalil. Ibid,.hal462-463
[6] K.H Moenawar Chalil. Ibid,.hal. hal 464
[7] Departemen Agama Republik Indonesia. AL QURAN DAN TERJEMAHANNYA. CV. Alwaah,1989. Hal. 823
[8] http://penghibur114.wordpress.com/

1 komentar:

  1. Sangat membantu, Izin Copas nya bang. semoga kebaikannya menjadi pahala yang besar, Aamiin.

    BalasHapus